Selasa, 09 Desember 2008

PESAN-PESAN KARUNGUT SEBAGAI

MEDIA INFORMASI PUBLIK DI PALANGKA RAYA

(Penelitian Lanjutan)

Kanti Walujo*

Latar Belakang

Karungut adalah salah satu kesenian tradisional yang sangat komunikatif, karena pesan-pesan yang disampaikan berbentuk pantun dalam bahasa daerah Dayak dan mudah dimengerti penontonnya. Karungut diiringi alat musik kecapi. bisa pakai band atau organ. Karungut semacam sastra lisan nusantara untuk Kalimantan Tengah sama dengan Madihin kalau di Kalimantan Selatan. Sedangkan di Jawa Tengah disebut macopat.

Dengan kata lain Karungut dapat dikatakan suatu irama lagu daerah Kalimantan Tengah untuk melagukan syair-syair atau naskah yang bukan syair. Karungut dikenal di sepanjang jalur sungai Kahayan, Kapuas, Katingan, Rungan Manuhing dan sebagian jalur sungai Barito.

Karungut merupakan seni khas Kalimantan Barat yang mempuinyai arti dan makna yang sangat dalam untuk ritual dan untuk menyampaikan segala sesuatu sesuai dengan keperluannya Karungut sering digunakan untuk hajatan perkawinan, untuk menyambut tamu penting atau untuk kampanye pilkada.

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2007, (Kanti W, ) bahwa Karungut sebagai media Informasi Publik, terbukti sangat penting karena dapat menyampaikan pesan moral,pendidikan, kesehatan dan isue-isue aktual bertaraf lokal dan nasional, disamping itu karungut mempunyai posisi strategis terkait dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dunia usaha untuk melakukan kolaborasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi diseminasi informasi publik. Dengan pesatnya teknologi informasi dan komunikasi, maka informasi dengan mudah diperoleh melalui internet.

-------------------------------

  • Peneliti Utama Pada Puslitbang APTEL SKDI, Balitbang SDM, Depkominfo

Melalui internet diperoleh segala macam informasi baik informasi publik maupun informasi kesenian daerah yang ada di Indonesia, salah satunya adalah kesenian karungut dari Kalimantan Tengah yang masih mendapat perhatian dari masyarakat setempat. Dengan demikian media tradisional masih diperlukan sebagai filter masuknya informasi negatif melalui media massa modern., karena cerita –cerita rakyat tersebut dapat mendidik moral bangsa.

Permasalahan

  1. Bagaimana cara kelompok Karungut di Palangka Raya dalam mengemas informasi Publik agar menarik ? Dan mengapa informasi publik perlu dikemas menarik dari kelompok kesenian tradisional Karungut ?
  2. Bagaimana kadernisasi kelompok karungut agar mereka tetap eksis walaupun persaingan dengan media elektronik cukup berat? Apa yang menjadi faktor-faktor hambatannya ?

Tujuan Penelitian

1 Untuk mengkaji bagaimana cara kelompok Karungut di Palangka Raya mengemas informasi Publik?

2 Untuk mengkaji bagaimana kadernisasi kelompok Karungut agar tetap eksis walaupun persaingan dengan media elektronik cukup berat.

Motode Penelitian

Pendekatan penelitian ini secara kualitatif. Metode yang dipakai adalah fenomenologi, dalam arti pendekatan ini subjektivitas dipandang sebagai titik kunci untuk membuat objek menjadi bermakna. Peneliti fenomenologi cenderung mempercayai perihal adanya,bukan hanya dalam arti dunia kultural dan natural,tetapi juga adanya obyek yang ideal seperti jumlah, dan bahkan juga berkenaan dengan kehidupan tentang kesadaran itu sendiri yang dijadikan sebagai bukti, dan oleh karenanya menjadi diketahui. Dalam konteks ini,eksistensi kesenian tradisional Karungut masih ada dan dapat berperan untuk menyebarkan informasi publik sesuai dengan perkembangan sosial dewasa ini.

Disamping itu juga digunakan studi kepustakaan untuk mencari informasi yang berkaitan dangan dokumen-dokumen tentang Karungut , literatur mengenai kesenian tradisional yang berkaitan dengan Karungut, seperti sejarahnya, khalayak pendukung kesenian Karungut dan setting sosial budaya masyarakat Dayak yang unit untuk melestarikan kesenian Karungut.

Tidak ada komentar: